Penulis : izti
Sumber : http://izti79.blogs.friendster.com/iztiqoma/
Suatu kali seorang teman bertanya kepada saya:
 “Lady, ada 2 pilihan untukmu.
1.                   Menikah  dengan orang yang kau cintai
2.                   mencintai orang yang  kau nikahi
Mana yang kau pilih?”
 Saat itu spontan saya memilih yang kedua: mencintai orang yang  saya nikahi (menikahi saya).
“Kenapa?”
Hhm… iya ya, kenapa?
Sebab jodoh adalah hal yang pasti,  meski masih menjadi misteri bagi orang-orang yang belum menemukannya.  Sedangkan mencintai adalah hal yang berbeda. Mencintai seseorang saat  belum ada hak atasnya, bagaikan menggenggam bara. Jika Allah berkenan  menjadikannya pendamping seumur hidup, maka bara itu akan menjelma  menjadi energi untuk meciptakan kebersamaan yang indah. Tetapi, jika  Allah tidak berkenan mempersatukan, bara itu akan membakar, dan bisa  jadi menghanguskan diri sendiri.
Lebih dari itu, pilihan kedua rasanya lebih aman dari  berbagai penyakit hati, yang bisa jadi mengotori niat suci menikah  karena Allah.
Itu jawaban saya saat itu. Tetapi, beberapa jenak setelah  itu, saya termenung, mencoba berfikir lebih dalam dan menyelami jauh ke  dalam lubuk hati. Lalu, saya pun meneruskan pertanyaan itu ke temen saya  yang lain.

0 comments:
Post a Comment