Penulis : Bunda Naila
Sumber  : http://bundanaila.blogspot.com
Mencintai  dan dicintai adalah hal yang diinginkan oleh setiap orang. Cinta antara  orang tua dan anaknya, suami dengan istri, kakak dengan adik atau  antara sesama manusia. Tak jarang beberapa benda-benda kesayang pun tak  luput dari cinta kita, seperti mobil, baju, hp, komputer,dll. Semuanya  manusiawi.
Namun  kita perlu waspada ketika cinta kita kepada anak, istri, suami, kakak,  adik dan orang tua bahkan harta benda telah membuat kita jauh atau  bahkan lupa kepada Sang pemilik Cinta yang hakiki.
Saat  kita menikah, kita telah dianggap telah melaksanakan 1/2 dari agama.  Artinya yang setengahnya lagi harus kita gapai bersama pasangan didalam  mahligai rumah tangga. Idealnya,  setelah menikah harusnya kualitas keimanan dan ibadah suami istri  semakin meningkat dibandingkan saat sebelum menikah. Kalau dulu waktu  masih singgle sholat fardhu sendiri, setelah menikah bisa berjama’ah  bersama istri atau suami. Waktu masih sendiri susah sekali bangun malam  untuk menjalankan sholat tahajud, setelah menikah ada suami atau istri  yang akan membangunkan kita untuk mengajak tahajud bersama. Intinya yang  dulu biasa dilakukan sendiri kini bisa dilakukan bersama dan tentunya  ada yang berperan sebagai pengontrol atau pembimbing mungkin suami  sebagai qowwam akan lebih berperan dalam membimbing istrinya dalam hal  peningkatan kualitas ibadahnya. Mulai dari sholat bareng, tilawah bareng  atau mengkaji al qur’an dan hadist bareng. Harapannya dengan menikah  maka makin terbentang luas ladang amal bagi kita, sehingga istilah  menggenapkan dien untuk pernikahan itu benar adanya.
Namun  tak jarang pula, saat kita mencitai makhluk atau benda membuat kita  jauh atau bahkan melupakan Dia sang pemilik cinta. Misalnya, saat  sebelum menikah sangat aktif dalam majelis dakwah, sholat selalu tepat  waktu, tilawah setiap abis sholat magrib, tahajud pun tidak ketinggalan  dan bahkan puasa sunnah senin kamis pun masih rajin dilakukan. Namun  keadaan menjadi terbalik setelah menikah, sholat jadi sering telat,  puasa sunah sudah jarang dilakukan, tilawah hampir tidak pernah lagi  apalagi bangun tengan malam untuk tahajud.

0 comments:
Post a Comment