Category: Humor Umum
Di tangga gereja, mata Pak Pendeta bertatapan mata dengan seorang gadis cantik jelita, yang datang ke gereja itu untuk suatu urusan. Sudah beberapa kali mereka saling bertatapan, dan tanpa mereka sadari, di hati mereka masing-masing telah tumbuh suatu perasaan tertentu. Karena itu, ketika pada siang itu Pak Pendeta mengusulkan sesuatu pada gadis tersebut, ia sama sekali tidak terkejut dan menolak.
"Tapi di mana?" tanyanya.
"Di sini saja, di lantai," usul Pak Pendeta.
"Lantai itu terlalu dingin," kata gadis itu.
"Bagaimana kalau di bangku?"
"Terlalu sempit," kata gadis itu. "Tapi bagaimana kalau kita berdiri saja?"
"Oh, jangan," kata Pak Pendeta. "Jika seseorang kebetulan masuk, tentu mereka akan menyangka saya sedang berdansa dengan anda."
Sent by: eKetawa on Aug 27th, 2002
"Tapi di mana?" tanyanya.
"Di sini saja, di lantai," usul Pak Pendeta.
"Lantai itu terlalu dingin," kata gadis itu.
"Bagaimana kalau di bangku?"
"Terlalu sempit," kata gadis itu. "Tapi bagaimana kalau kita berdiri saja?"
"Oh, jangan," kata Pak Pendeta. "Jika seseorang kebetulan masuk, tentu mereka akan menyangka saya sedang berdansa dengan anda."
Sent by: eKetawa on Aug 27th, 2002
Artikel Terkait:
Humor Umum
- Lampu bisa dihisap
- Keluar ...
- Abis Nglembur Cuti dulu ah.....
- Ogut kan Yahudi Oom ...
- Menanam Kentang di Kebon
- Dokter Gigi dan Pasiennya
- ABRI aja bisa pucet
- Si Buta baca koran
- Seng Tau
- Tidak habis kumakan
- Sabar, semua lagi dipakai
- Mengapa Jakarta macet
- Sopir di mana-mana sama saja
- Siapa yang meludah
- Bisa jadi ransel
- Bingung Siapa Yang Ngilangin
- Sudah Kenyang
- Cerita fiktif tentang dokter
- Anda harus ngerti tulisan Arab
- Akibat ramuan Madura
- Tolong lihatin kambing gua
- Piala Dunia 98
- Saya Mau Test Urine
- Kesalahan Toko Bunga
- Salah masuk
0 comments:
Post a Comment